“TANGERANG SELATAN”
Kali ini saya akan menulis
artikel tentang sejarah dan berbagai macam hal menarik di kota tercintaku
karena di sini lah saya dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga besar saya,
saya sangat bersyukur karna bisa lahir di kota yang indah dan nyaman ini. Di
kota ini di mana pun saya ingin mencari sesuatu sangat mudah sekali karena di
Kota ini berbagai macam pasar, mall, taman kota, tempat belajar dari SD sampai
SMP bahkan Universitas terbaik sudah ada dan di fasilitasi dengan baik oleh
pemerintah saya sangat senang dengan hal itu. Di sini juga saya bisa menemukan
teman-teman terbaik saya sejak kecil hingga sekarang ini. Jadi sebagai anak
tangerang selatan saya dan kalian harus tau tentang sejarah dan hal yang
menarik yang ada di Tangerang Selatan karena itu merupakan hal yang wajib hhe..
okee cekidot...
·
Sejarah
Kota Tangerang Selatan adalah
sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota
ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara Serang, ibu
kota Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang
di sebelah utara, Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) di sebelah selatan,
Kabupaten Tangerang di sebelah barat, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di
sebelah timur. Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan merupakan kota
terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang serta terbesar kelima
di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Wilayah
Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Pada
masa penjajahan Belanda, wilayah ini masuk ke dalam Karesidenan Batavia dan
mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu suku Sunda, suku Betawi, dan
Tionghoa.
Pembentukan wilayah ini sebagai
kota otonom berawal dari keinginan warga di kawasan Tangerang Selatan untuk
menyejahterakan masyarakat. Pada tahun 2000, beberapa tokoh dari
kecamatan-kecamatan mulai menyebut-nyebut Cipasera sebagai wilayah otonom.
Warga merasa kurang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak
fasilitas terabaikan.
Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang
Selatan. Calon kota otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat,
Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu.
Pada 22 Januari 2007, Rapat
Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Endang
Sujana, menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan Kota Tangerang
Selatan secara aklamasi. Komisi I DPRD Provinsi Banten membahas berkas usulan
pembentukan Kota Tangerang Selatan mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan
setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Ratu
Atut Chosiyah ke DPRD Provinsi Banten pada 22 Maret 2007.
Pada 2007, Pemerintah Kabupaten
Tangerang menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota
Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru
selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk
wilayah hasil pemekaran. Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan
menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri.
Pada 29 Oktober 2008,
pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri
Indonesia, Mardiyanto, dengan tujuh kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten
Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember
2006.
·
Geografis
Tangerang Selatan terletak di
bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur
Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan. Wilayah Kota Tangerang Selatan
diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane
sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Tangerang
Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan
timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah
penyangga provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang
menghubungkan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta. Selain itu, Tangerang Selatan
juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan
Provinsi Jawa Barat.
-
Batas wilayah :
Utara Kota
Tangerang
Selatan Provinsi
Jawa Barat (Kabupaten Bogor)
Barat Kabupaten
Tangerang
Timur Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
·
Topografi
Sebagian besar wilayah Kota
Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif
datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah
antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian,
yaitu :
Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan
Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Serpong Utara.
Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok
Aren dan Kecamatan Setu.
·
Geologi
Kota Tangerang Selatan merupakan
daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang
seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta
sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya
adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir,
kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan
dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap
erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup
layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis
tanahnya, pada umumnya di Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan
latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya
untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah
seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung
pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.
·
Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada
penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang pada tahun 2010, yaitu berupa
data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah
hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar 23,4 °C
– 34,2 °C dengan temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4
°C dan temperatur udara maksimum di bulan Februari yaitu sebesar 34,2 °C.
Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah
49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4
mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 154,9 mm. Hari hujan
tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata
kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan kecepatan maksimum
rata-rata 38,3 Km/jam.
·
Kebudayaan
-
Palang
Pintu
Jika ingin mencari identitas
budaya di Kota Tangerang Selatan, palang pintu telah menjadi seni tradisional
daerah. Kultur budaya betawi telah melekat dalam diri masyarakat di daerah
hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini. Diiringi alunan musik gendang
pencak, gendang dua set, kecrek, kempul, kemong, dua orang pendekar menunjukkan
kemahirannya melalui pencak silat dalam setiap atraksi palang pintu. Menariknya
atraksi pencat silat yg diperagakan umumnya menggunakan senjata tajam sejenis
golok. Si jagoan atau pengawal tamu atau mempelai pria harus memenangi
pertarungan tersebut. Budaya yang satu ini cenderung jenaka karena isi pantun
dan aksi-aksi para pesilatnya.
Demi melestarikan seni budaya
tradisional peninggalan nenek moyang di Tangerang Selatan, seni palang pintu
dapat mudah dijumpai di sanggar-sanggar atau perguruan pencak silat yang tetap
mempertahankannya sebagai entitas budaya. Maka tak mengherankan bila di setiap
kecamatan mempunyai kelompok yang biasa mempersembahkan seni palang pintu dalam
sebuah acara. Baik itu acara hajatan warga atau pun acara resmi pemerintahan.
·
Pariwisata
-
Wisata kuliner
Harus diakui, perkembangan pesat
wisata kuliner di Tangerang Selatan terjadi berkat pertumbuhan properti.
Pengembang-pengembang tak hanya membangun rumah-rumah atau pemukiman, melainkan
semacam kota-kota kecil. Pusat-pusat perbelanjaan, sarana kesehatan,
pendidikan, hingga urusan pangan sangat diperhatikan. Kaum urban di sekeliling
pusat-pusat itu pun terus membengkak sehingga pasar potensial pun terbentuk.
Sampai pertengahan tahun 2011,
di Tangerang Selatan terdapat 315 rumah makan yang tersebar di 7 kecamatan.
Angka itu naik hampir separuhnya dari tahun 2010 yang tercatat hanya 200 rumah
makan. Bisa jadi angka faktualnya kini sudah mencapai 500 rumah makan.
Beberapa tempat wisata kuliner
tersebut adalah:
1. Mal
Teraskota, Serpong pusat aneka kuliner dan hiburan
2. Bintaro
9 Walk pusat aneka kuliner di Bintaro Jaya Sektor IX
3. Warung
Ngopi tempat nonkrong anak muda freewifi jl. surya kencana pamulang
4. Flavor
Bliss Terletak di Alam Sutera Sebrang RS.Omni International
5. Fresh
House Bakery Toko Roti & cake tanpa bahan pengawet. Jl. Surya kencana no.7
pamulang barat
6. Kampoeng
Aer, Family Park, Alam Sutera
7. Bintaro
Entertainment X'nter, pusat aneka kuliner di Bintaro Jaya Sektor VII
8. Cafe
ONIA tempat hangout dan coffee corner anak - anak band di Pamulang
·
Lokasi wisata
1. Wisata
hutan kota Tanah Tingal Jl Merpati Raya No. 32 B, Sawah Baru, Jombang, Ciputat
2. Situ
Gintung
3. Ocean
Park di kawasan BSD City
4. Taman
Kota 1 Dan 2 Di BSD City
5. Kampung
Dongeng, Ciputat
6. Kampung
Maen, Alam Sutera, Serpong
7. Kandang
Jurang Doank, Komplek Pondok Sawah Indah
8. Puspiptek,
Serpong
Beberapa makanan khas Tangerang
Selatan di antaranya sayur besan, bir pletok, es blewah, putu mayang, jamur
krispi, dan pecak gabus, dodol cilenggang, tahu serpong.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar