Minggu, 05 Juni 2016

SEJARAH KOTA TERCINTAKU


“TANGERANG SELATAN”


Balai Kota Tangerang Selatan

Kali ini saya akan menulis artikel tentang sejarah dan berbagai macam hal menarik di kota tercintaku karena di sini lah saya dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga besar saya, saya sangat bersyukur karna bisa lahir di kota yang indah dan nyaman ini. Di kota ini di mana pun saya ingin mencari sesuatu sangat mudah sekali karena di Kota ini berbagai macam pasar, mall, taman kota, tempat belajar dari SD sampai SMP bahkan Universitas terbaik sudah ada dan di fasilitasi dengan baik oleh pemerintah saya sangat senang dengan hal itu. Di sini juga saya bisa menemukan teman-teman terbaik saya sejak kecil hingga sekarang ini. Jadi sebagai anak tangerang selatan saya dan kalian harus tau tentang sejarah dan hal yang menarik yang ada di Tangerang Selatan karena itu merupakan hal yang wajib hhe.. okee cekidot...

·        Sejarah
Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara Serang, ibu kota Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang di sebelah utara, Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) di sebelah selatan, Kabupaten Tangerang di sebelah barat, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang serta terbesar kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Pada masa penjajahan Belanda, wilayah ini masuk ke dalam Karesidenan Batavia dan mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu suku Sunda, suku Betawi, dan Tionghoa.
Pembentukan wilayah ini sebagai kota otonom berawal dari keinginan warga di kawasan Tangerang Selatan untuk menyejahterakan masyarakat. Pada tahun 2000, beberapa tokoh dari kecamatan-kecamatan mulai menyebut-nyebut Cipasera sebagai wilayah otonom. Warga merasa kurang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak fasilitas terabaikan.
Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Calon kota otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu.
Pada 22 Januari 2007, Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Endang Sujana, menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan secara aklamasi. Komisi I DPRD Provinsi Banten membahas berkas usulan pembentukan Kota Tangerang Selatan mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Ratu Atut Chosiyah ke DPRD Provinsi Banten pada 22 Maret 2007.
Pada 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran. Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri.
Pada 29 Oktober 2008, pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan tujuh kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006.

·        Geografis
Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan. Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta. Selain itu, Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.
-          Batas wilayah :
Utara     Kota Tangerang
Selatan Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor)
Barat     Kabupaten Tangerang
Timur    Daerah Khusus Ibukota Jakarta

·        Topografi
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

·        Geologi
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

·        Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang pada tahun 2010, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar 23,4 °C – 34,2 °C dengan temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4 °C dan temperatur udara maksimum di bulan Februari yaitu sebesar 34,2 °C. Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 154,9 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 38,3 Km/jam.

·        Kebudayaan
-          Palang Pintu
Jika ingin mencari identitas budaya di Kota Tangerang Selatan, palang pintu telah menjadi seni tradisional daerah. Kultur budaya betawi telah melekat dalam diri masyarakat di daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini. Diiringi alunan musik gendang pencak, gendang dua set, kecrek, kempul, kemong, dua orang pendekar menunjukkan kemahirannya melalui pencak silat dalam setiap atraksi palang pintu. Menariknya atraksi pencat silat yg diperagakan umumnya menggunakan senjata tajam sejenis golok. Si jagoan atau pengawal tamu atau mempelai pria harus memenangi pertarungan tersebut. Budaya yang satu ini cenderung jenaka karena isi pantun dan aksi-aksi para pesilatnya.
Demi melestarikan seni budaya tradisional peninggalan nenek moyang di Tangerang Selatan, seni palang pintu dapat mudah dijumpai di sanggar-sanggar atau perguruan pencak silat yang tetap mempertahankannya sebagai entitas budaya. Maka tak mengherankan bila di setiap kecamatan mempunyai kelompok yang biasa mempersembahkan seni palang pintu dalam sebuah acara. Baik itu acara hajatan warga atau pun acara resmi pemerintahan.

·        Pariwisata
-          Wisata kuliner
Harus diakui, perkembangan pesat wisata kuliner di Tangerang Selatan terjadi berkat pertumbuhan properti. Pengembang-pengembang tak hanya membangun rumah-rumah atau pemukiman, melainkan semacam kota-kota kecil. Pusat-pusat perbelanjaan, sarana kesehatan, pendidikan, hingga urusan pangan sangat diperhatikan. Kaum urban di sekeliling pusat-pusat itu pun terus membengkak sehingga pasar potensial pun terbentuk.
Sampai pertengahan tahun 2011, di Tangerang Selatan terdapat 315 rumah makan yang tersebar di 7 kecamatan. Angka itu naik hampir separuhnya dari tahun 2010 yang tercatat hanya 200 rumah makan. Bisa jadi angka faktualnya kini sudah mencapai 500 rumah makan.
Beberapa tempat wisata kuliner tersebut adalah:
1.       Mal Teraskota, Serpong pusat aneka kuliner dan hiburan
2.       Bintaro 9 Walk pusat aneka kuliner di Bintaro Jaya Sektor IX
3.       Warung Ngopi tempat nonkrong anak muda freewifi jl. surya kencana pamulang
4.       Flavor Bliss Terletak di Alam Sutera Sebrang RS.Omni International
5.      Fresh House Bakery Toko Roti & cake tanpa bahan pengawet. Jl. Surya kencana no.7 pamulang barat
6.       Kampoeng Aer, Family Park, Alam Sutera
7.       Bintaro Entertainment X'nter, pusat aneka kuliner di Bintaro Jaya Sektor VII
8.       Cafe ONIA tempat hangout dan coffee corner anak - anak band di Pamulang

·        Lokasi wisata
1.       Wisata hutan kota Tanah Tingal Jl Merpati Raya No. 32 B, Sawah Baru, Jombang, Ciputat
2.       Situ Gintung
3.       Ocean Park di kawasan BSD City
4.       Taman Kota 1 Dan 2 Di BSD City
5.       Kampung Dongeng, Ciputat
6.       Kampung Maen, Alam Sutera, Serpong
7.       Kandang Jurang Doank, Komplek Pondok Sawah Indah
8.       Puspiptek, Serpong

Beberapa makanan khas Tangerang Selatan di antaranya sayur besan, bir pletok, es blewah, putu mayang, jamur krispi, dan pecak gabus, dodol cilenggang, tahu serpong.


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar